Semua orang pasti pengen menjadi yang terbaik. Berbagai alasan menjadi motivasi masing-masing untuk menjadi yang terbaik, apakah itu promosi jabatan, kenaikan gaji, hadiah jika berprestasi di sekolah atau kuliah, mungkin juga hanya motivasi internal untuk kepuasaan pribadi. Untuk apapun alasan teman-teman buat menjadi yang terbaik, yang terpenting adalah apa yang sudah teman-teman lakukan untuk menjadi yang terbaik.

Some people said that to be the best, we need the best support, e.g. money (to get you into the best school or university and others stuff to help you get the best education), continual supports from your parents or friends, a laptop or other gadgets to help you with your works, you name it. Some people also said to be the best you need to have the right mind, maksudnya berpikir positif gitu, jangan mikir gagal atau hal-hal negatif lainnya. Mari kita coba analisis pendapat di atas, bayangkan aja diri teman-teman memiliki semua hal terbaik dan terbaru atau mungkin terkeren jika mau disebut demikian, yang dapat digunakan untuk membantu teman-teman menjadi yang terbaik. Apakah sudah pasti teman-teman akan menjadi yang terbaik ? Apapun jawaban teman-teman, g nga akan mencoba untuk membantahnya karena setiap orang bebas berpendapat dan berprinsip.G hanya akan membagikan pemikiran pribadi g mengenai pendapat di atas.

G coba bayangkan g memiliki semua hal terbaik yang dibutuhkan untuk menjadikan g terbaik. Jika g memiliki sekolah terbaik, seragam sekolah terbaik, sepatu terbaik, alat tulis terbaik, tas terbaik, buku-buku pelajaran dan menulis terbaik dan segala hal lainnya yang dapat teman-teman pikirkan. Apakah g akan termotivasi untuk belajar dan menjadi yang terbaik ? Maybe... maybe yes maybe no..Ya jika g termasuk orang yang punya kesadaran untuk menjadi yang terbaik jika tidak mau menjadi yang terakhir di sekolah tersebut, ataupun alasan mulia lainnya..Tidak jika g ngak peduli terhadap apapun lagi, jika ke sekolah saja sudah mendapat yang terbaik, buat apa lagi saya berusaha menjadi yang terbaik..Barang-barang yang g miliki sudah cukup menunjukkan g yang terbaik..nilai ? apakah penting, jika pada saat g mau kuliah nanti uang yang g miliki dapat "berbicara" atau pada saat mau kerja nanti, kenapa tidak "main belakang" saja atau membangun pabrik sendiri ?? hey, g mulai ngomong yang aneh dan membingungkan...Intinya, bagi g, masuk ke sekolah yang terbaik tidaklah selalu menjamin bahwa seseorang akan menjadi yang terbaik, walau g percaya sekolah yang baik tentu akan menghasilkan pelajar yang umumnya baik pula..

Dorongan dari orangtua dan teman-teman. Bagi g secara pribadi, dorongan dari orangtua dan teman-teman tentu memiliki dampak terhadap kinerja g baik di sekolah maupun kuliah, atau bahkan di dunia kerja nantinya. But, the problem is they are not the one who do what i do. I mean hey, you can support me and push me to do the best but you guys are not the one who face what I face at school, campus, or the office. Parents and friends often push their child or friend too hardly, and create a big burden for others. Kalo g sendiri, jika terus diberitahu seperti demikian, pasti akan merasa bosan seolah-olah omongan mereka sudah seperti kaset rusak yang berputar terus menerus, mengatakan hal yang sama. Ini juga akan membuat g merasa stress dan paling parah adalah burn-out yang menjurus ke hal baru lainnya seperti tindakan kriminal dan negatif. So, supports from parents and friends work in some way but in some way don't.

Fasilitas yang lengkap. Kalo ini mungkin g akan singkat saja. Jawabannya adalah tidak memiliki efek yang signifikan. Apakah laptop yang diberikan dengan tujuan membantu g mengerjakan tugas, akan bener-bener terpakai untuk itu ? bayangkan saja jika ada internet maka sudah pasti laptop yang awalnya dibeli untuk tujuan mulia akan berakhir menjadi benda laknat dengan segala kemampuan memperoleh informasi. G bukan mengatakan bahwa teman-teman tidak memerlukan semua fasilitas pendukung, menurut g sendiri laptop+internet yang g punya adalah sangat membantu dalam tugas kuliah g. Namun jika g berharap ini akan membuat g menjadi yang terbaik, TE-TOTT !!! Jawaban g salah !

Bagi g sendiri, untuk dapat menjadi yang terbaik. Pertama, simply know yourself, bukan mengenal namamu atau biodata diri, namun kenali dirimu sebagai seorang pemenang. Jika teman-teman menyadari bahwa setiap kita adalah pemenang, pasti kita akan belajar untuk bersikap dan berkelakuan seperti seorang pemenang. Kedua, tidak kompromi dengan kesalahan, walau kesalahan harus bisa dimaklumi dan diterima namun bukan dibiarkan begitu saja. Harus ada tindakan untuk meminimalisir kesalahan dan tindakan untuk meng-cover kesalahan yang terjadi. Ketiga, miliki motivasi dari dalam diri sendiri yang lebih besar daripada motivasi dari luar/eksternal. Tujuannya supaya kita dapat terus termotivasi dan bersemangat untuk melakukan yang terbaik walau keadaan sekeliling tidak mendukung kita. Keempat, milikilah ketahanan diri atau yang disebut perseverance. Ketahanan diri akan sangat menentukan apakah kita akan terus bekerja dalam level di atas standard untuk meraih yang terbaik. Jangan pernah berpikiran untuk meraih yang terbaik dengan usaha biasa-biasa, itu adalah pemikiran orang gila menurut Einstein. Ketahanan diri juga akan menentukan apakah kita akan terus melakukan sesuatu secara maksimal untuk jangka waktu lama. Ingat, kesuksesan tidak datang dengan singkat, perlu proses dan yang menentukan apakah kita akan melewati proses tersebut adalah ketahanan diri/perseverance. Kelima dan terakhir, namun yang paling penting adalah ingatlah kepada Tuhan dan berdoalah dalam segala hal. Jika kita melakukan sesuatu tanpa mengingat Tuhan maka Tuhan pun tidak akan ikut campur tangan dalam usaha kita. Mungkin kita tetap bisa sukses dan menjadi yang terbaik, namun ingatlah tanpa Tuhan semua itu tidak akan ada artinya, kita ga akan bertahan lama. Orang yang terbaik dalam hidupnya pastinya adalah orang yang ingat akan penciptanya dan beribadah kepadaNya dengan giat.





To be the best, just simply know yourself, never compromise with mistake, be self-motivated, learn and gain the perseverance in you, and let God do the rest.